Idelogi Patriakhi

Disebutkan bahwa laki-laki berada di “atas” (mendominasi) perempuan, dan karena itu perempuan berada “dibawah” (subordinasi) laki-laki. Kontruksi sosial seperti inilah kemudian lebih populer dengan sebutan ideologi patriarkhi. Persoalan yang kemudian muncul adalah, bisakah ideologi patriarkhi diatas digusur oleh ideologi lain yang lebih menghargai perempuan? Bisa, tapi dengan syarat :

(i)              Ideologi patriarkhi tidak bisa lagi dimengerti masyarakat;
(ii)            Ideologi patriarkhi tidak lagi menjadi perekat masyarakat;
(iii)         Ideologi patriarkhi tidak terwujud dalam norma-norma, larangan-larangan, symbol-simbol, aturan-aturan masyarakat.
Sesungguhnya ideologi patriarkhi tersebut bukan sesuatu yang diberikan pada satu masyarakat, melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang melalui proses interpretasi dan reinterpretasi berbagai pengalaman dalam kehidupan masyarakat. Artinya, kalau interpretasi dan reinterpretasi berbagai pengalaman dalam kehidupan masyarakat yang menerapkan ideologi patriarkhi menunjukkan hasil yang negatif, maka ideologi tersebut bisa digantikan oleh ideologi lain. Untuk itu, berbagai pihak perlu menginterpretasikan dan mereinterpretasikan berbagai pengalaman yang menunjukkan kepedihan, ketertindasan dan kenistaan yang disebabkan oleh penerapan ideologi patriarkhi.